FC Bayern Munich
sugeng rawuh

Sabtu, 01 Maret 2014

Banyu Langse Wisata Terpendam

Pesona wisata Banyu Langse masih alami.
kotatuban.com – Pesona dan keindahan air terjun Banyu Langse belum banyak orang yang mengetahuinya. Air terjun Banyu Langse ini terdapat di Desa Boto, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban.
Banyu Langse ini merupakan wisata air terjun yang cukup indah dengan suasana dan pemandangan yang khas. Suasana dan pemandangan air terjun ini khas alam pedesaan dengan perbukitan kapurnya. Di sekeliling air terjun ini terdapat banyak pepohonan antara lain pohon jati, bambu, lontar, dan banyak lagi pohon lainnya. Pohon bambu ini mengelilingi air terjun, sehingga nampak lebih sejuk dan asri. Sedangkan, pohon siwalan juga banyak terdapat di daerah ini.
Di Banyu Langse ini terdapat tiga air terjun. Air terjun yang pertama berada pada tumpukan batu besar berbentuk bulat dengan dua batu di bagian bawah, sedangkan satu batu lagi terdapat di bagian atas. Bagian bawah air terjun ini kurang lebih memiliki kedalaman 5 meter.
Tak jauh dari air terjun yang pertama terdapat air terjun yang kedua. Air terjun ini berundak dengan batu-batu besarnya. Sedangkan air terjun yang ketiga ini lebih kecil di banding dengan air terjun yang pertama dan kedua. Air terjun ini masing-masing memiliki ketinggian sekitar 10 meter
Menurut warga sekitar, Banyu Langse ini  ramai pengunjung pada hari Minggu atau hari-hari libur lainnya. Pengunjung wisata yang masih perawan ini kebanyakan pasangan muda mudi yang menghabiskan waktu dan santai-santai untuk sekedar bersendau gurau. Selain itu, sering juga di lingkungan air terjun ini dimanfaatkan untuk kegiatan perkemahan, kegiatan pecinta alam, atau kegiatan lainnya oleh pelajar.
‘’Terkadang ada juga yang foto pre wedding disini,’’ tutur Nova warga sekitar Banyu Langse.
Dia mengatakan, untuk menuju ke Banyu Langse ini akses jalannya cukup mudah karena jalannya telah berasapal. Dari Kota Tuban jaraknya hanya sekitar 6 KM. Ada banyak jalan untuk menuju ke tempat wisata ini. Dari  Jalan Dr Wahidin Sudirihusodo, perempatan masjid Al Falah arah Desa Sumurgung. Masuk melalui pertigaan dekat SMPN 4 Tuban. Selain itu bisa juga melalui perempatan komplek perumahan Semen Gresik Tuban.
“Tetapi, sayang jalur-jalur ini belum dilewati kendaraan umum. Jadi pengunjung yang akan ke air terjun ini harus menggunakan kendaraan pribadi,’’ ungkapnya.
Dia menambahkan, air terjun Banyu Langse ini akan menjadi tempat wisata yang menarik seandainya Pemerintah Daerah Tuban lebih memperhatikannya. Mungkin juga akan bisa mengangkat perekonomian masyarakat Desa Boto dan sekitarnya. ‘’Semoga saja keinginan masyarakat Desa Boto khususnya ini bisa didengar oleh pemerintah,’’ tandasnya.
sumber:http://kotatuban.com/hukum-dan-kriminal/banyu-langse-wisata-terpendam/

Kabupaten Tuban

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Kabupaten Tuban
Lambang Kabupaten Tuban.png
Lambang Kabupaten Tuban
Moto: Tuban Bumi Wali
Julukan: Kota 1000 Goa, Kota Toak, Bumi Wali

Locator kabupaten tuban.png

Peta lokasi Kabupaten Tuban
Koordinat:
Provinsi Jawa Timur
Dasar hukum -
Tanggal 12 November
Ibu kota Kota Tuban
Pemerintahan
 - Bupati Drs. KH. Fathul Huda,M.M.
 - Wabup Ir.H. Noor Nahar Hussein,M.Si.
 - DAU Rp. 849.399.312.000.-(2013)[1]
Luas 1.904,70 km2
Populasi
 - Total ± 1.2 juta
 - Kepadatan {{{kepadatan}}}
Demografi
Pembagian administratif
 - Kecamatan 20
Kabupaten Tuban adalah sebuah kabupaten di Jawa Timur, Indonesia. Ibu kotanya berada di kota Tuban. Luasnya adalah 1.904,70 km² dan panjang pantai mencapai 65 km. Penduduknya berjumlah sekitar 1 juta jiwa. Tuban disebut sebagai Kota Wali karena Tuban adalah salah satu kota di Jawa yang menjadi pusat penyebaran ajaran Agama Islam namun beberapa kalangan ada yang memberikan julukan sebagai kota tuak karena daerah Tuban sangat terkenal akan penghasil minuman (tuak & legen) yang berasal dari sari bunga siwalan (ental). Beberapa obyek wisata di Tuban yang banyak dikunjungi wisatawan adalah Makam Wali, contohnya Sunan Bonang, Makam Syeh Maulana Ibrahim Asmaraqandi (Palang), Sunan Bejagung dll. Selain sebagai kota Wali, Tuban dikenal sebagai Kota Seribu Goa karena letak Tuban yang berada pada deretan Pegunungan Kapur Utara. Bahkan beberapa Goa di Tuban terdapat stalaktit dan Stalakmit. Goa yang terkenal di Tuban adalah Goa Akbar, Goa Putri Asih, dll. Tuban terletak di tepi pantai pulau Jawa bagian utara, dengan batas-batas wilayah: utara laut Jawa, sebelah timur Lamongan, sebelah selatan Bojonegoro, dan barat Rembang dan Blora Jawa Tengah

Pemerintahan

Kecamatan

Kabupaten Tuban terdiri dari 20 kecamatan yaitu:

Kelurahan di Kota Tuban

Sedangkan Kota Tuban sendiri terdiri dari 17 kelurahan yaitu:
Nama-nama Bupati Tuban Mengetahui sejarah Tuban belum lengkap tanpa mengetahui nama-nama bupati yang pernah memimpin Kabupaten Tuban tercinta ini. Periode kepemimpinan di Kabupaten Tuban dapat dikelompokkan menjadi dua periode yaitu sebelum kemerdekaan dan setelah kemerdekaan. Berikut nama-nama Bupati Tuban beserta periode kepemimpinannya:
Nama Bupati sebelum kemerdekaaan Republik Indonesia (1945):
  • 1. RA. DANDANG WATJONO ( 1264-1282 )
  • 2. RH. RONGGOLAWE ( 1282-1291 )
  • 3. RH. SIROLAWE ( 1291-1306 )
  • 4. RA. SIROWENANG ( 1306-1326 )
  • 5. RH. LENO ( 1326-1349 )||
  • 6. RH. DIKORO ( 1349-1401 )||
  • 7. RA. TEJO ( 1401-1419 )
  • 8. RH. WILWOTIKTO ( 1419-1460 )
  • 9. KH. NGRASEH ( 1460-1507 )
  • 10. KA. GELILANG ( 1507-1553 )
  • 11. KA. BATUBANG ( 1553-1573 )
  • 12. RH. BALEWOT ( 1573-1628 )
  • 13. P. SEKARTANJUNG ( 1628-1661 )
  • 14. P. NGANGSAR ( 1661-1668 )
  • 15. P.H. PERMALAT ( 1669-1686 )
  • 16. P. SALAMPE ( 1686-1707)
  • 17. P.H. DALAM ( 1700-1707 )
  • 18. P. POJOK ( 1707-1723 )
  • 19. P. ANOM ( 1723-1730 )
  • 20. P. SOEDJONO POETRO ( 1730-1737 )
  • 21. RA. BALABAR ( 1737-1748 )
  • 22. P. SOEDJONO POETRO ( 1748-1755
  • 23. RA. JOEDONGORO ( 1755-1766 )
  • 24. RA. SURYO DININGRAT ( 1766-1773 )
  • 25. RA. DIPOSENO ( 1773-1779 )
  • 26. KT. TJOKRONEGORO ( 1779-1792 )
  • 27. KT. POERWONEGORO ( 1792-1799 )
  • 28. K. LIEDER SOERODINEGORO ( 1799-1802 )
  • 29. R. SOEROADIWIDJOJO ( 1802-1814 )
  • 30. P. TJITROSUMO VI ( 1814-1821 )
  • 31. P. TJITROSUMO VII ( 1821-1841 )
  • 32. P. TJITROSUMO VIII ( 1841- 1861 )
  • 33. P. TJITROSUMO XI ( 1861-1883 )
  • 34. RM SOEMOBROTO ( 1883-1893 )
  • 35. RA. KOESOEMADIGDO ( 1893-1909 )
  • 36. RA. PRINGGOWINOTO ( 1909-1919 )
  • 37. RA. PRINGGODIGDO ( 1919-1927 )
  • 38. R.M.A.A. KOESUMOBROTO ( 1927-1944 )
  • 39. RT. SOEDIRMAN H ( 1944-1946)
Nama Bupati setelah kemerdekaan Republik Indonesia ( 1945 ):
  • 1. KH. MOESTA’IN (1946-1956)
  • 2. R. SOENDAROE (1956-1958)
  • 3. R.ISTOMO (1958-1959)
  • 4. R. SANDJOJO (1959-1960)
  • 5. M. WIDAGDO (1960-1968)
  • 6. R. SOEPARMO (1968-1970)
  • 7. R.H. IRCHAMNI (1970-1975)
  • 8. MOCH. MASDUKI (1975-1980)
  • 9. SOERATI MOESRAM (1980-1985)
  • 10. Drs. DJOEWAHIRI MARTO PRAWIRO (1985-1991)
  • 11. Drs. SJOEKOR SOETOMO (1991-1995)
  • 12. H. HINDARTO (1996-2001)
  • 13. Dra. H. HAENY RELAWATI R.W., M.Si (2001-2011)
  • 14. Drs. KH.FATHUL HUDA,M.M. (2011-Sekarang).
Itulah nama-nama bupati yang pernah memimpin kabupaten Tuban.

Asal usul

Kota Tuban memiliki asal usul dalam beberapa versi yaitu yang pertama disebut sebagai TU BAN yang berarti waTU tiBAN (batu yang jatuh dari langit) yaitu batu pusaka yang dibawa oleh sepasang burung dari Majapahit menuju Demak, dan ketika batu tersebut sampai di atas Kota Tuban, batu tersebut jatuh dan dinamakan Tuban. Adapun versi yang kedua yaitu berarti meTU BANyu berarti keluar air, yaitu peristiwa ketika Raden Dandang Wacana (Kyai Gede Papringan) atau Bupati Pertama Tuban yang membuka Hutan Papringan dan anehnya, ketika pembukaan hutan tersebut keluar air yang sangat deras. Hal ini juga berkaitan dengan adanya sumur tua yang dangkal tapi airnya melimpah, dan anehnya sumur tersebut dekat sekali dengan pantai tapi airnya sangat tawar. Ada juga versi ketiga yaitu TUBAN berasal dari kata 'Tubo' atau Racun yang artinya sama dengan nama kecamatan di Tuban yaitu Jenu.

Geografi

Luas wilayah Kabupaten Tuban 183.994.561 Ha, dan wilayah laut seluas 22.068 km2. Letak astronomi Kabupaten Tuban pada koordinat 111o 30' - 112o 35 BT dan 6o 40' - 7o 18' LS. Panjang wilayah pantai 65 km. Ketinggian daratan di Kabupaten Tuban bekisar antara 0 - 500 mdpl. Sebagian besar wilayah Kabupaten Tuban beriklim kering dengan kondisi bervariasi dari agak kering sampai sangat kering yang berada di 19 kecamatan, sedangkan yang beriklim agak basah berada pada 1 kecamatan. Kabupaten Tuban berada pada jalur pantura dan pada deretan pegunungan Kapur Utara. Pegunungan Kapur Utara di Tuban terbentang dari Kecamatan Jatirogo sampai Kecamatan Widang, dan dari Kecamatan Merakurak sampai Kecamatan Soko. Sedangkan wilayah laut, terbentang antara 5 Kecamatan, yakni Kecamatan Bancar, Kecamatan Tambakboyo, Kecamatan Jenu, Kecamatan Tuban dan Kecamatan Palang. Kabupaten Tuban berada pada ujung Utara dan bagian Barat Jawa Timur yang berada langsung di Perbatasan Jawa Timur dan Jawa Tengah atau antara Kabupaten Tuban dan Kabupaten Rembang.Tuban memiliki titik terendah, yakni 0 m dpl yang berada di Jalur Pantura dan titik tertinggi 500 m yang berada di Kecamatan Grabagan. Tuban juga dilalui oleh Sungai Bengawan Solo yang mengalir dari Solo menuju Gresik

Ekonomi

Pada 2010, Produk Domestik Regional Bruto mencapai 15,47 trilyun. Dengan jumlah penduduk sebanyak 1,12 juta jiwa, pendapatan perkapita diperkirakan mencapai Rp 11,27 juta per tahun. Sebagai perbandingan, pendapatan perkapita Jawa Timur adalah Rp 20,7 juta per tahun.
Sektor perekonomian utama adalah perdagangan, industri pengolahan dan pertambangan. Perdagangan menyumbang output sebesar Rp 3 trilyun, sedangkan industri pengolahan dan pertambangan masing-masing sebesar Rp 2,9 trilyun dan Rp 1,8 trilyun. Pertumbuhan ekonomi pada 2010 mencapai 6,39%, di mana angka pertumbuhan tertinggi terjadi di sektor pertambangan sebesar 11,8%.
Kawasan industri Tuban mencapai 50 ribu hektar yang tersebar di 10 kecamatan. Zona 1 di kecamatan Bancar dengan luas 5,802 hektar. Zona 2 34,000 hektar dan Zona 3 9,225 hektar.
Usaha rakyat yang cukup berkembang adalah budidaya padi, budidaya sapi potong, budidaya kacang tanah, penangkapan ikan laut, dan penggalian batu kapur. Sentra padi dan kacang terdapat di sepanjang aliran Bengawan Solo. Pada 2010, jumlah ternak sapi diperkirakan mencapai 1.323 ekor dengan sentra sapi di Kecamatan Bancar. Tangkapan ikan diperkirakan mencapai 9.185 ton.

Agenda Budaya

Kebudayaan asli Tuban beragam, salah satunya adalah sandur. Budaya lainnya adalah Reog yang banyak ditemui di Kecamatan Jatirogo. Namun ada hal menarik ketika memperingati Haul Sunan Bonang, dimana ribuan umat muslim dari seluruh Indonesia tumpah ruah memadatai kota khususnya kompleks pemakaman Sunan Bonang. Ada juga Ulang Tahun Klenteng Kwan Sing Bio yang sudah masuk dalam agenda kota dan ada juga sedekah bumi bagi masyarakat pesisir.

Pendidikan

Kualitas Pendidikan di Tuban tergolong baik. Terbukti dengan adanya sekolah yang bertaraf internasional, antara lain SMP Negeri 1 Tuban, SMP Negeri 3 Tuban, SMA Negeri 1 Tuban, dan SMK Negeri 1 Tuban. SMP Negeri 5 Tuban serta puluhan SMP dan SMA lain bertaraf nasional. Menurut rencana, ada 1 SD yang akan bertaraf internasional, yakni SD Negeri 1 Kebonsari , SD NEGERI Mondokan dan 2 SMP, yakni , SMP Negeri 5 Tuban, dan SMP Negeri 1 Rengel. Berbagai event lomba dijuarai oleh pelajar Tuban. Banyak di antaranya adalah sekolah yang berkecimpung dalam dunia Karya Ilmiah Remaja, diantaranya adalah MTsN Tuban, MTs Tarbiyatul Ulum-Pekuwon, SMP Negeri 1 Tuban, SMP Negeri 3 Tuban, SMP Negeri 4 Tuban, SMP Negeri 6 Tuban, SMP Negeri 7 Tuban, SMP Negeri 1 Rengel, SMP Negeri 1 Jenu, SMP Negeri 1 Jatirogo, SMP Negeri 1 Singgahan,SMA Negeri 3 Tuban,SMA Negeri 1 Tuban, SMA Negeri 2 Tuban, SMA Negeri 3 Tuban, SMA Negeri 4 Tuban, SMA Negeri 5 Tuban,SMA Tarbiyatul Ulum, MAN TUBAN, MAS MANBAIL FUTUH JENU, SMP Negeri 2 Rengel, dll. Di tahun 2010, SMP Negeri 2 Rengel yang dipimpin Kepala Sekolah Bapak Witono, S.Pd., M.Pd notabenenya salah satu sekolah pelosok, ternyata mampu meraih juara I dalam lomba KBK (Kelompok Budaya Kerja) tingkat kabupaten Tuban yang sekaligus mewakili Kabupaten Tuban dalam event yang sama di tingkat provinsi tahun 2011 di Madian dan mendapat huara Harapan II. Disamping itu, SMP Negeri 2 Rengel juga mendapat anugerah sebagai juara II dalam lomba Tuban Kinarya Nugraha dalam rangka Hari Jadi Kota Tuban Tahun 2010 dan pada tahun 2011 mendapat juara I, juga SMP Negeri 2 Rengel pada tahun yang sama mendapat juara II dalam lomba Manajemen BOS tingkat Kabupaten. Selain itu, pada tahun 2012, SMPN 2 Rengel mendapat anugerah sekolah ADIWIYATA tingkat Nasional. Dan pada Tahun 2012 juga, telah berani untuk mengajukan untuk sekolah ber ISO 9001:2008, dan akan diaudit (ISO 9001:2008) pada tahun 2013. Ini menunjukkan bahwa pendidikan di Tuban, khususnya di tingkat SMP sudah baik kualitasnya dan menyebar ke seluruh pelosok, tidak cuma sekolah yang berada di ibukota kabupaten saja. ada juga SMK terbaik di kota Tuban, yaitu SMK Taruna Jaya Prawira Tuban.
Selain Universitas Sunan Bonang ada institut pendidikan tinggi baru, yaitu [[Universitas PGRI Ronggolawe]UNIROW], yang pada awalnya dikenal sebagai IKIP PGRI TUBAN di Jalan Manunggal. Jurusan bahasa Inggris dari institut ini telah kerjasama dengan sebuah organisasi sukarela Inggris yang bernama Voluntary Service Overseas sejak tahun 1989. Setelah tiga sukarelawan, organisasi lain, yaitu Volunteers in Asia yang berasal dari Amerika Serikat meneruskan tradisi ini dengan mengekspos mahasisiwa serta dosen yang kurang sempat berlatih bahasa sehari-hari. Ketua jurusan Bapak Agus Wardhono telah menjadi doktor (S-3) dalam bidang Linguistik Inggris di [[Universitas Negeri Surabaya], ada juga STITMA (Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Makhdum Ibrahim) sementara ini masih satu Prodi yaitu Pendidikan Agama Islam dan dalam proses penambahan Prodi lainya, seperti Ahwal Syahsiyah (Syari'ah/AS), Muamalah (Ekonomi Islam), Pendidikan Guru MI (PGMI) di jl. Manunggal [ utara UNIROW] dan ada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nahdlatul Ulama STIKES NU Tuban yang diresmikan oleh Menkes RI dr. Hj. Siti Fadilah Supari pada tahun 2009

Tempat Vital Kota Tuban

Sebagai Kabupaten, Tuban memiliki tempat penting seperti Kantor Bupati Tuban, Pendopo Kridho Manunggal (yang pernah dirusak dan dibakar massa pada kerusuhan Pilkada Tahun 2006), Kantor DPRD, Masjid Agung Tuban, GOR Rangga Jaya Anoraga, Klenteng Kwan Sing Bio (klenteng yang menghadap ke laut sebelah Utara)

Tuban Tempo Doeloe

Pemerintahan Kabupaten Tuban ada sejak tahun 1293 atau sejak pemerintahan Kerajaan Majapahit. Pusat pemerintahannya dulu adalah di Desa Prunggahan Kulon kecamatan Semanding dan kota Tuban yang sekarang dulunya adalah Pelabuhan karena dulu Tuban merupakan armada Laut yang sangat kuat. Asal nama Tuban sudah ada sejak pemerintahan Bupati Pertama yakni Raden Dandang Wacana. Namun, pencetusan tanggal harijadi Tuban berdasarkan peringatan diangkatnya Raden Haryo Ronggolawe pada 12 November 1293. Tuban dulunya adalah tempat yang paling penting dalam masa Kerajaan Majapahit karena memiliki armada laut yang sangat kuat.

Tuban Pada Masa Penyebaran Agama Islam

Tuban tidak hanya menjadi tempat penting pada masa Kerajaan Majapahit, namun Tuban juga menjadi tempat penting pada masa penyebaran Agama Islam. Hal tersebut dikarenakan Tuban berada di pesisir Utara Jawa yang menjadi pusat Perdagangan arab, dll yang sedang menyebarkan Agama Islam. Hal ini juga berkaitan dengan kisah Sunan Bonang dan Sunan Kalijaga. Sunan Kalijaga adalah putra dari Bupati Tuban VIII Raden Tumenggung Haryo Wilotikto. Sunan Kalijaga dikenal sebagai Brandal Loka Jaya, karena sebelum jadi Wali Sunan Kalijaga adalah brandal (preman) yang suka mencuri hasil kekayaan Kadipaten Tuban. Namun, hasil curian tersebut untuk para Fakir Miskin. Lama-kelamaan, perbuatan tersebut diketahui oleh ayah Sunan Kalijaga dan diusir dari Kadipaten Tuban. Dalam pengasingannya, Raden Mas Syahid (Sunan Kalijaga) bertemu dengan Sunan Bonang. Sunan Bonang memiliki Tongkat emas yang membuat Raden Syahid menjadi ingin memiliki tongkat tersebut. Sesaat kemudian, Sunan Kalijaga merebut tongkat emas dan Sunan Bonang jatuh tersungkur. Sunan Bonang menangis dan Sunan Kalijaga merasa iba. Akhirnya Sunan Kalijaga mengembalikan Tongkat Sunan Bonang dan Sunan Kalijaga bertanya bagian mana yang membuat beliau kesakitan. Namun, Sunan Bonang menangis bukan karena kesakitan, tapi beliau menangis karena memutuskan rumput dan beliau berkata bahwa beliau merasa kasihan karena rumput yang tidak bersalah harus mati tercabut karena kesalahan beliau. Sesaat kemudian, beliau menancapkan Tongkat di Pesisir dan menyemburkan air. Tempat tersebut dinamai Sumur Srumbung. Setelah itu, Sunan Bonang menunjukkan Buah Aren yang berwarna emas. Raden Syahidpun tergoda dan memanjat pohon aren tersebut, tapi sebuah aren menimpa kepala beliau dan beliaupun pingsan. Setelah sadar, Raden Syahid diajak Sunan Bonang menuju Sungai di daerah Sekardadi Kecamatan Jenu. Di sana, beliau menjaga tongkat Sunan Bonang yang ditancapkan pada sebuah batu. Anehnya, beliau tertidur selama 2 tahun. setelah sadar, Raden Syahid diberi pakaian dhalang oleh Sunan Bonang dan di Juluki Sunan Kalijaga, maksudnya Kali dalam bahasa Indonesia berarti sungai, dan Jaga dimaksudkan karena sudah menjaga tongkat Sunan Bonang.

Tuban Pada Masa Penjajahan

Perjuangan masyarakat Tuban dalam melawan penjajah sangatlah gigih. Dengan bersenjatakan Bambu Runcing, mereka melawan penjajah. Namun, strategi masyarakat Tuban adalah dengan menggunakan Tuak, maksudnya, Penjajah disuguhi minuman memabukkan tersebut. Ketika mereka sudah tidak sadarkan diri, mereka menyerang dan menghancurkan pos dan benteng pertahanan penjajah.

Tuban Pada Masa Kini

Seiring kemajuan zaman, Tuban sekarang tidak sepenting dulu. Tuban sekarang sudah mulai dilupakan oleh masyarakat Indonesia, padahal Tuban mengandung nilai sejarah tinggi dan besar peran serta perjuangan masyarakat Tuban dalam melawan penjajah itu sudah mulai luntur dalam dunia pemerintahan Indonesia saat ini.
PT SEMEN INDONESIA ( PERSERO) Tbk ( sebelumnya bernama semen gresik) yang terkenal besar di Indonesia pada masa sekarang juga beroperasi dan mendirikan pabrik di daerah Tuban sejak awal tahun 1990 an. Selain itu di Tuban juga terdapat beberapa industri skala internasional, terutama dibidang minyak & Gas. Perusahaan yang beroperasi di Tuban antaralain PETROCHINA (di kecamatan Soko) yang menghasilkan minyak mentah, serta ada juga PT. Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI)& PERTAMINA TTU (di kecamatan Jenu)dan pada tahun 2010 akan dibangun Pabrik Semen Holcim & Pembangkit Listrik Tenaga Uap yang akan dibangun didaerh Jenu
Untuk pendidikan Tuban tidak kalah dengan daerah lain dipulau jawa, sudah sangat sedikit masyarakat Tuban yang buta huruf bahkan tinggal seberapa persennya, untuk pendidikan rata-rata masyarakat sudah mencapai pendidikan SMA. lulusan-lulusan SMA di Tuban sudah banyak yang melanjutkan studinya ke Universitas negeri terkenal seperti ITS, UI, UGM, ITB, UNAIR, UINBRAW, UNDIP, IPB dll.

Infrastruktur

Seiring dengan meningkatnya Pendapatan Asli Daerah, pembangunan infrastruktur di Kabupaten Tuban boleh dikatakan sangat baik sekali, mungkin terbaik untuk kategori Kabupaten Seluruh Indonesia. Ini dibuktikan dengan pembangunan jalan (pengaspalan) diseluruh wilayah kabupaten, sekarang jalan-jalan di Kabupaten Tuban yang dulu belum diaspal dan masih menggunakan tanah kadam, kini setiap jalan desa, gang-gang sudah halus itu bertujuan untuk meningkatkan taraf ekonomi masyarakat Tuban, khususnya yang berasal di daerah pelosok.

Kesehatan

Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Tuban tergolong cukup baik, ada 4 rumah sakit besar di kabupaten ini,
  • RSUD dr. Koesmo, di Jl. dr. Wahidin SH.
  • RS Medika Mulia, di Jl. Majapahit (Belakang Pasar baru Tuban),
  • RS Nahdlatul Ulama Tuban, di Jl. Letda Sucipto,
  • RS Muhammadiyah, di Jl. P. Diponegoro.
  • RS Bina Husada, di Jl. Panglima Sudirman.
Untuk memenuhi kebutuhan kesehatan tiap kecamatan juga ada Puskesmas yang pembangunan dan pelayanannya terus ditingkatkan untuk mengantisipiasi masyarakat yang berada jauh dari perkotaan.

Pariwisata

Wisata Alam

Wisata Sejarah

Wisata Religi

Oleh-Oleh

Julukan

Tuban terkenal dengan sebutan kota 1000 gua karena banyaknya gua dan banyak diantaranya yang tersambung satu sama lain antar gua. sayangnya gua-gua ini masih belum dieksplorasi dan dipatenkan oleh pemerintah wisata di Tuban sejatinya dapat meningkat pesat, melihat Tuban sangat potensial. yaitu tempat yang memiliki nilai historikal tinggi, banyaknya hutan-hutan perawan, pantai Utara yang landai, ombak yang kecil, tanah berkapur, jalan pantura yang sering dilewati sebagai sarana bisnis (bis antar provinsi maupun truk-truk besar)
sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Tuban

Selasa, 28 Januari 2014

LEGEN DAN TUAK

Legen & Tuak

Legen atau sari buah lontar (siwalan) yang manis juga merupakan produk unggulan Tuban. Yang terbaik adalah yang usianya kurang dari tiga jam sebelum mulai memasuki proses fermentasi. Legen berbeda dengan tuak. Pada dasarnya tuak adalah legen yang sudah mengalami fermentasi, sehingga mengandung alkohol. Legen dan tuak dijajakan dalam bonjor (tabung bambu) yang berbeda.

LEGEN DAN TUAK SIWALAN DARI TUBAN

MENGENALI SIWALAN TUBAN
mulai bonjor, centhak, wolo dan gathik

Siwalan adalah tanaman jenis palma yang banyak tumbuh di daerah pesisir yang beriklim panas dan kering dengan hembusan angin laut yang sedikit kuat. Tuban, Lamongan, Gresik, Pasuruan, Situbondo, Bondowoso dan beberapa daerah sepanjang pantai utara (pantura) Pulau Jawa, adalah daerah endemik pohon Siwalan.

Penulis menyempatkan diri untuk mengunjungi beberapa petani Siwalan di Tuban, tepatnya adalah Pak Sogi dan Pak Rosan di Desa Boto, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban Jawa Timur. Dari dua orang nara sumber inilah tulisan ini bermula, yang ternyata memiliki prospek yang cukup bagus juga.

Siwalan di daerah Kabupaten Tuban seakan menjadi icon daerah ini. Kota Tuban kadang sering disebut Kota Tuak, Kota Tuak Tuban. Di beberapa penjuru kota Tuban banyak ditemui kerumunan orang di pinggir jalan yang duduk-duduk mengelilingi Jerigen Tuak, dengan tuak yang tersaji di gelas-gelas para peminum.

Di sepanjang jalan antara Pakah dan Tuban terdapat banyak sekali deretan warung-warung yang menjual aneka produk Siwalan, seperti Buah Siwalan yang dibungkus plastik, Legen atau Tuak yang dikemas dalam botol Aqua besar dan tanggung, bahkan jerigen yang sekitar 5 literan.

Dulu tuak ditampung dalam bumbung bambu yang panjangnya sekitar 150 cm yang disebut bonjor. Bonjor terbuat dari bambu besar beberapa ruas, yang mana ruas-ruasnya yang menyekat dibuka sehingga ruas-ruasnya terbuka. Bonjor ini biasanya bagian luarnya dililiti oleh anyaman daun siwalan yang melingkari bumbung bambu bonjor. Bonjor bisa menampung sekitar 10-20 liter tuak atau legen. Di ujung mulut bonjor biasanya ditutup dengan belahan pita tipis dari daun Siwalan sebagai alat penutup sekaligus penyaring Tuak atau Legen bila dituang di centhak.

Tempat untuk minum yang khas sebenarnya tebuat dari sekerat bambu. Bambu dengan tinggi sekitar 10 cm yang dijadikan gelas minuman ini disebut centhak. Bibir dan dinding centhak biasanya sudah ditipiskan, sehingga memudahkan apabila dipakai untuk wadah minuman. Sampai sekarang pun centhak masih gampang ditemui di Tuban.

Legen atau Tuak ini sebenarnya adalah air nira yang keluar dari pohon Siwalan melalui tangkai tandan bunga yang dipotong atau diiris atau disadap atau dideres. Tangkai tandan bunga ini lah yang dalam bahasa orang Tuban disebut dengan wolo. Ngunduh tetese wolo berarti memungut tetesan nira dari tangkai tandan bunga yang disadap.

Ada dua macam wolo atau tangkai tandan bunga, yaitu wolo lanang dan wolo wadon. Tangkai tandan bunga jantan dan tangkai tandan bunga betina. Semuanya bisa disadap air niranya. Namun yang pasti diambil niranya adalah yang jantan, sedang yang betina kadang dibiarkan tidak disadap karena dipelihara buahnya.

Wolo tidak begitu saja mengeluarkan niranya, tetapi mesti dilakukan dulu perlakuan agar dapat mengeluarkan nira. Caranya wolo yang sudah hampir maksimal perkembangannya diperlakukan seperti dipijat-pijat atau dijepit dengan dua bilah bambu yang tebal atau gilig. Alat penjepit yang terbuat dari dua bilah bambu itu disebut dengan gathik.

Ada 2 (dua) macam gathik, yaitu gathik untuk bunga jantan bentuknya agak melebar, dan gathik untuk bunga betina biasanya agak gilig atau bulat. Hal ini karena pada tangkai bunga betina posisi menjepinya yang agak susah, karena tangkai tandan bunga betina biasanya agak brendhol-brendhol. Penjepitan wolo dengan gathik ini dilakukan secara terus menerus setiap hari selama 1 minggu. Setelah ada tanda-tanda wolo akan mengeluarkan niranya, maka pemotongan wolo pun akan dilakukan.

Sebenarnya masih banyak istilah-istilah lokal seputar Siwalan dan produknya. Mudahan suatu saat nanti Allah menakdirkan dapat mengunjungi Tuban lagi dan menulis lagi. Atau barangkali ke daerah lain yang memiliki potensi Siwalan sangat bagus, yang bisa digali banyak cerita seputar Siwalan serta istilah-istilah lokal sebagai kekayaan budaya bangsa Indonesia. Biar
Minuman Legen merupakan minuman khas daerah Tuban terbuat dari air dahan pohon Siwalan yang banyak bertebaran di daerah Tuban dengan tanpa dilakukan fermentasi. Legen merupakan minuman yang disadap dari ujung pohon siwalan, rasanya manis dan segar, apalagi kalau disajikan dalam keadaan dingin. Pohon siwalan merupakan tanaman sejenis kelapa yang hanya bisa dijumpai di daerah Tuban.
Legen berbeda dengan tuak. Tuak adalah legen yang telah mengalami fermentasi sehingga kandungan alkoholnya bisa sampai memabukkan. Legen masih bebas alkohol.
Minuman Legen lebih enak lagi apabila didapatkan pada musim kemarau. Minuman ini sangat cocok sekali apabila dihidangkan dingin-dingin atau diberi es batu. Minuman ini biasanya disajikan dengan es batu sebagai pelepas dahaga berbuka puasa. Atau bisa juga dicampur dengan potongan buah siwalan yang disajikan dengan es batu seperti layaknya es kelapa muda.


sumber: http://sisilaintuban.blogspot.com/2012/03/legen-dan-tuak.html